TNI  

Kodim 0822 Bondowoso Gelar Sosialisasi Kesehatan Reproduksi Dan Sosialisasi Stunting

banner 468x60

Bondowoso, BULETININDO.COM – Kabupaten Bondowoso saat ini masih di dalam zona kuning stunting. Penyebabnya masih tingginya angka persentase stunting. Penyebab tingginya angka stunting itu disebabkan kurangnya edukasi pentingnya menjaga kesehatan reproduksi. Untuk menekan tingginya angka stunting tersebut semua pemangku kebijakan bergerak bersama. Seperti yang dilakukan Kodim 0822 Bondowoso.

Kegiatan sosialisasi yang digelar bertajuk Sosialisasi Kesehatan Reproduksi Dan Sosialisasi Sunting bertempat di Aula Jenderal Sudirman Kodim 0822 Jl. Letnan Sutarman No. 06 Bondowoso. Acara ini juga salah satu rangkaian kegiatan TNI Manunggal Masuk Desa atau TMMD tahun 2022, Rabu (10/8/2022).

Hadir dalam kegiatan tersebut Dandim 0822/Bondowoso Letkol Arm Suhendra Chipta, M. Tr (Hanla), Kepala Dinas Sosial P3AKB Bondowoso, Ibu Anisatul Hamidah, M.Si, Kepala Bidang KSPPKB, dr. Untung Kuzairi, SH M.Kes, Dinas BKKBN Provinsi, dr. Palupi Sesotyorini M.Kes dan Kabidkesmas Dinkes Bondowoso, dr. Arief Sudibyo serta Ibu Ketua Persit KCK Cab. XXXVI Dim 0822 Ny. Drg. Fitriani Sari Suhendra Chipta.

Kegiatan digelat bekerjasama dengan Dinas P3AKB dan BKKBN Kabupaten Bondowoso ini bertujuan, untuk mencegah anak dari kekurangan gizi buruk. Serta memberikan edukasi bagi para ibu agar selalu menjaga kesehatan kehamilannya dan mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.

Dalam sambutannya Dandim 0822/Bondowoso, Letkol Arm Suhendra Chipta, M. Tr (Hanla) mengatakan, “Selamat datang para peserta dalam acara sosialisasi kesehatan reproduksi
dan Stunting dalam mendukung kegiatan TMMD Ke-114 Kab. Bondowoso tahun 2022.

Kita ketahui bersama bahwa stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek atau perawakan pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir.

Dengan kegiatan sosialisasi percepatan stunting diharapkan
para Danramil, Danpos, Persit dan para kader bersinergi dapat pemerintah dalam penyebarluasan mengenai hak anak yang harus terpenuhi. Selain itu juga, kegiatan pemahaman, membantu pemahaman sosialisasi ini memberikan wawasan serta pengetahuan kepada kita semua dan masyarakat terkait dengan stunting dan upaya dalam pencegahannya yang dapat dilakukan melalui Kesehatan Reproduksi,” tuturnya.

Saya selaku Dandim 0822 Bondowoso berharap kepada seluruh yang hadir untuk mengikuti kegiatan ini yang dihadiri pemateri dari Dinas BKKBN Provinsi, Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial. Dengan adanya sosialisasi kesehatan reproduksí dan Stunting
dalam mendukung kegiatan TMMD Ke-114 Kab. Bondowoso tahun
2022 ini, dapat memupuk Sinergitas kerjasama yang solid antara
unsur TNI (Kodim 0822/Bondowoso).
“Sehingga visi dan misi selaras dalam membantu pembangunan
daerah demi terwujudnya Kabupaten Bondowoso yang lebih MELESAT,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial P3AKB Bondowoso, Ibu Anisatul Hamidah, M.Si menyampaikan, “Berdasarkan peraturan presiden nomor 72 tahun 2021 tanggal 05 tentang percepatan penurunan stunting, kepala BKKBN telah ditunjuk sebagai ketua pelaksana program percepatan penurunan stunting.

Dengan target percepatan penurunan stunting di Indonesia menjadi 14% pada akhir tahun 2024. Untuk wilayah Bondowoso stunting berada pada 47% dan diharapkan target bisa turun hingga 5,5% setiap tahunnya dan itu bisa tercapai sampai tahun 2024

Telah dibentuk tim percepatan penurunan stunting di desa-desa dan kami terus memberikan pendampingan terhadap program penurunan stunting dengan langkah dan memulai dari sekolah, masa pendidikan di tingkat menengah hingga atas dengan memberi sosialisasi pengetahuan kesehatan reproduksi hingga pendewasaan usia perkawinan.

Saya berharap kedepannya kita semua dapat selalu meningkatkan sinergitas, kolaborasi dan kinerja nyata yang lebih baik, sehingga dapat memberikan manfaat secara langsung kepada masyarakat.

“Stop stunting dari hulu, kita memberikan edukasi tentang kesehatan reproduksi (Kespro), kepada semua pihak. Dengan harapan para peserta itu menjadi leader of change,” tuturnya. (Red)