Dumai, BULETININDO.COM – Minggu 11 September 2022 malam kemarin, Imam Warga Jalan Tegalega bersama warga lainnya tampak tidak sibuk mengemas perabotan rumah dalam menghadapi puncak naiknya air pasang rob yang diprediksi terjadi pada 12, 13 dan 14 September. Meski kondisi drainase sudah mulai penuh oleh air yang meluap hingga ke jalanan.
Tidak tampak kekhawatiran penduduk disekitar rumahnya yang sudah menjadi langganan banjir setiap tahun. Imam menjelaskan bahwa saat hujan kemarin kenaikan air tidak signifikan, oleh karena itu dia meyakini air pasang tahun ini tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya hingga mencapai lutut orang dewasa.
“Banjir tetap ada, namun tidak seperti tahun-tahun lalu, asal air pasang habis perabotan kena air. Bahkan saat musim hujan juga air selalu naik kerumah. Tetapi sejak setahun belakangan mulai agak berkurang, walau ada banjir tapi tidak sebesar dulu lagi,” ungkapnya.
Perubahan itu juga dirasakan M Arifuddin, warga Bumi Ayu, rumah orang tuanya merupakan langganan dimasuki air pasang dan banjir akibat hujan deras. Tetapi mulai setahun belakangan tidak pernah lagi, walahpun air sempat menggenangi halaman rumah mereka.
“Tahun lalu ada banjir besar tidak sampai masuk ke rumah, hanya di halaman saja. Air pasang dan banjir belakangan sepertinya agak berkurang, mungkin belum terjadi banjir besar seperti tahun-tahun lalu,” sebutnya.
Kurangnya volume air yang meluber ke pemukiman warga mulai dirasakan warga sejak dilakukan normalisasi sungai secara besar-besaran oleh pemerintah Dumai pada tahun lalu. Alat berat amphibi baru dibeli dengan anggaran lebih kurang Rp.5 miliar pada Oktober 2021 lalu, dan langsung dikerahkan untuk melakukan pengerukan sungai sepanjang 11 kilometer secara bertahap.
Dari normalisas sungai tahun lalu pemerintah mengklaim luas sungai menyempit akibat tingginya lumpur serta semak belukar dipinggirnya. Selain itu terjadi pendangkalan pasca sekian lama tidak dilakukan pengerukan.
Sejak kehadiran amphibi ke Dumai, skema penanganan banjir oleh Walikota Dumai H Paisal SKM, Mars mulai tampak. Pasca dilakukan normalisasi pinggiran sungai terlihat ditinggikan secara rapi.
Tahun ini, pemerintah melakukan pelebaran sejumlah drainase di kawasan kota, dari sinilah skema penanganan banjir oleh pemerintah mulai terlihat. Kepala Dinas PUPR Kota Dumai, Reza Pahlefi ST menjelaskan kepada media belum lama ini bahwa program penaganan banjir tahun ini dimaksimalkan.
“Tahun ini kita lakukan pembentukan bantaran dengan metode giobag, hal ini dilakukan agar luapan air tidak masuk ke pemukiman masyarakat karena adanya bantaran disepanjang bibir sungai. Disamping itu kita juga memasang 15 itik pintu air hidrolik yang menjadi pusat keluar masuknya air ke kota. Kenapa harus hidrolik sebab menurut kajian kecil kemungkinan tingkat kebocorannya,” jelas Reza.
Disamping itu, lanjutnya pemerintah akan membangun rumah pompa dimana pertemuan antara air pasang rob dan air hujan nanti yang menggenangi kota dipompa ke sungai.
Skema penutupan jalur air masuk dan membuang air yang menggenangi kota menggunakan rumah pompa nantinya diharapkan dapat terlaksana dengan baik serta menjadi langkah tepat dalam menangani banjir dalam waktu dekat ini.
Sebagaimana diungkapkan Saiful, RT 09 Kelurahan Pangkalan Sesai, bahwa dirinya dan warga setempat sudah mendengar langsung penjelasan teknis dan skema penanganan banjir dari Kepala Dinas PUPR, dia berharap banjir rob dan banjir akibat air hujan bisa teratasi.
“Semoga apa yang sudah pernah disampaikan pak Kadis PU bisa berjalan dengan lancar sehingga bisa menjadi solusi penanganan banjir pasang rob dan banjir akibat air hujan,” harapnya.
Pembuatan Embung
Skema penanganan banjir oleh pemerintah Dumai saat ini diteruskan dengan rencana pembuatan embung dilahan seluar 20 hektar bertempat di Kecamatan Dumai Selatan, tepatnya di kawasan Bukit Cahaya, Kelurahan Bumi Ayu. Disana pemerintah sudah mendapatkan izin dari Kementrian LHK melalui Badan Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) yang dalam waktu dekat lakukan perjanjian kontrak kerjasama.
Dijelaskan Walikota Dumai, H Paisal bahwa pembuatan embung ini bagian dari program penanganan banjir dan air pasang rob dimana embung nantinya diyakini mampu menampung debit air yang sebelumnya meluap ke pemukiman masyarakat disaat curah hujan tinggi dan puncak air pasang rob terjadi.
“Dalam waktu dekat kita gesa pembuatan embung setelah kontrak perjanjian kerjasama dengan Kementrian LHK dilaksanakan. Kita harap pembuatan bisa berjalan lancar dan cepat sehingga bisa langsung dimanfaatkan pada musim hujan dan banjir pasang rob mendatang,” ujar Wako.
Dia menambahkan, bahwa program penanganan banjir dan air pasang rob dilakukan dengan alokasi anggaran seminimal mungkin. Hal itu dibuktikan dalam program pembuatan embung yang langsung dilaksanakan oleh pemerintah tanpa melibatkan pihak ke tiga.
“Kita kerjakan sendiri, karena kita punya alat berat jadi tinggal mengalokasikan minyak dari anggaran rutin. Jika dipihak ketigakan pekerjaan ini bisa menelan anggaran mencapai Rp10 miliar lebih,” jelasnya.
Langkah cepat dan hemat dalam penanganan banjir oleh pemerintah kali ini mendapat apresiasi dari ketua DPD Partai UMMAT kota Dumai, Syafrizal. Menurutnya, pemerintah saat ini mampu berkarya meski kondisi keuangan morat marit pasca dihantam pandemi covid-19, dimana alokasi keuangan daerah terpaksa dipindah untuk mencegah penularan dan program kesehatan.
“Kerja pemerintah Dumai hari ini dalam menangani banjir mulai tampak, Walikota telah terbukti mulai menunaikan janji politiknya. Untuk itu kita patut apresiasi demi kebaikan masyarakat. Kami harap pemerintah konsisten menyelesaikan program kerja yang tertuang dalam RPJMD satu persatu sehingga dampaknya akan langsung dirasakan manfaatnya oleh warga Dumai,” jelas Syafrizal. (Red)