Kawasan  Gunung Ijen Bondowoso Dinobatkan Sebagai UNESCO Global Geopark, Bupati Salwa Terima Sertifikat di Maroko

Bondowoso
Bupati Bondowoso KH. Salwa Arifin dan Bupati Banyuwangi menerima langsung sertifikat UNISCO Global Geopark (UGGp).
banner 468x60

Bondowoso, BULETININDO.COM-  Kawasan Wisata Gunung Ijen dinobatkan sebagai Unesco Global Geopark (UGGp). Penetapan taman wisata geologi di Kabupaten  Bondowoso itu sebagai UGGp dilakukan dalam sidang tahunan di Markas UNESCO di Paris, Prancis, pada Rabu (24/5/2023) lalu. Kemudian pada 5 sampai 11 September 2023 digelar Konferensi UNESCO Global Geopark ke-10 di M’Goun UGGp, di Maroko.

Dalam kesempatan itu, Kawasan wisata gunung Ijen yang ada diantara dua kabupaten yakni Bondowoso dan banyuwangi resmi masuk Unesco Global Geopark (UGGp). Bupati Bondowoso KH. Salwa Arifin dan Bupati Banyuwangi menerima langsung sertifikat UNISCO Global Geopark (UGGp).

“Dengan statusnya sebagai jaringan global geopark, tentunya akan menjadikan Geopark Ijen sebagai tujuan wisata dunia dan akan mendapatkan perhatian yang lebih besar, baik sektor pariwisatanya maupun upaya pemberdayaan masyarakatnya,” kata Bupati Salwa, melalui keterangan tertulisnya, usai menerima sertifikat Unisco di Maroko.

Sementara itu, Kepala Disparporabud Bondowoso, Mulyadi mengungkapkan, UNESCO Global Geopark (UGG) merupakan program dibawah UNESCO yang memiliki jaringan 195 anggota UGG yang tersebar di 48 negara. UNESCO Global Geopark adalah jaringan geopark yang diakui oleh UNESCO karena keunikan geologis, keanekaragaman hayati, warisan budaya, dan upaya konservasi alam yang dilakukan.

Menurutnya, Geopark berfungsi sebagai pusat pendidikan, penelitian, dan pengembangan berkelanjutan, serta menjadi tempat pariwisata yang menarik dengan konsep geowisata. UGG memperkuat tiga unsur warisan yaitu Geodiversity (keanekaragaman geologi), Biodiversity (keanekaragaman hayati), dan Culture diversity (keanekaragaman Budaya), serta berpilar pada Konservasi, Edukasi, dan Pengembangan Ekonomi Masyarakat dan didasarkan pada SDG’s
Indonesia berkontribusi pada pengembangan UNESCO Global Geopark dengan memiliki 10 UGGp mulai tahun 2015-2023.

Mulyadi melanjutkan, penetapan diawali oleh Batur UGGp, Gunung Sewu UGGp, Rinjani Lombok UGGp, Ciletuh Palabuhan Ratu UGGp, Toba UGGp, Belitong UGGp, Ijen UGGp, Maros Pangkep UGGp, Raja Ampat UGGp, dan Merangin Jambi UGGp. Dua dari 10 UGGp di Indonesia ada di Provinsi Jawa Timur.

“Ijen Geopark berdasarkan penilaian dari assessor UNESCO saat kegiatan Assesment tahun 2022 mendapatkan nilai evaluasi tertinggi dengan skor 873 dari seluruh UGGp lainnya di Indonesia.” ucap Mulyadi.

Pada kawasan Ijen Geopark, terdapat 21 situs geologi (geosite), 6 biosite dan 18 culturesite yang dikembangkan, mulai dari skala lokal hingga skala internasional yang terletak di 2 wilayah Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi.

Untuk Wilayah Bondowoso terdiri dari 10 geosite (situs geologi) yaitu Kawah Ijen/Bluefire, Kawah Wurung, Aliran Asam Kalipait, Air Terjun Gentongan, Komplek Matar Air Panas Blawan, Lava Blawan, Dinding Kaldera Ijen Megasari, Taman Batu So’on Solor, Aliran Lava Plalangan (Geosite), 2 situs biologi (biosite) Hutan Pelangi dan  Kopi Bondowoso (Biosite) serta 5 situs budaya yaitu Singo Ulung, Struktur Gua Butha Cermee, Struktur Gua Butha Sumbercanting, Sumberwringin, Situs Megalitik Maskuning Kulon, Tari Petik Kopi.

“Dengan menjadi anggota UGGp, diharapkan terwujudnya pelestarian warisan geologi (geoheritage), keanekaragaman hayati (Biodiversity) dan keragaman budaya (Cultural Diversity) untuk kesejahteraan masyarakat dan dapat berfungsi sebagai sarana promosi di kancah Internasional. Sehingga keberadaan Ijen akan lebih dikenal secara luas dan akan memberikan dampak bagi pengembangan kepariwisataan Kabupaten Bondowoso” pungkasnya.